Phane G-Ngaco

Senin, 29 November 2010

IDENTIFIKASI BATUAN BEKU

Download Tugas Petrologi

Lab 8: IDENTIFIKASI batuan beku 100 Poin


Pengantar

Batuan beku di agregat mineral yang mengkristal dari magma. Magma yang dihasilkan jauh di dalam atau di bawah kerak bumi dan biasanya bekerja jalan ke permukaan. Beberapa magma mencapai permukaan bumi di mana ia diekstrusi sebagai lahar memproduksi batuan beku vulkanik. magma lain mungkin memantapkan sebelum mencapai permukaan, menghasilkan batuan beku plutonik.

unsur kimia magma menentukan mineral yang akan dibentuk sebagai mendingin dan membeku. butiran mineral individu mungkin cukup besar untuk dapat diidentifikasi oleh mata telanjang atau mereka mungkin begitu kecil bahwa mereka dapat dibedakan hanya di bawah mikroskop. Tingkat pendinginan dari magma menentukan apakah butiran mineral nya akan mikroskopis atau terlihat (megascopic) atau kombinasi keduanya. Ukuran, bentuk, dan
hubungan timbal balik dari mineral dalam batuan beku ini disebut tekstur. Jenis mineral hadir dalam batuan beku menentukan komposisi.

Kedua sifat, tekstur dan komposisi, menyediakan sarana bagi identifikasi dan klasifikasi batuan beku.

Hanya ada delapan mineral silikat yang mencakup unsur utama batuan beku yang paling. Delapan mineral tidak mengkristal dari magma secara bersamaan. Setiap akan mulai mengkristal pada suhu yang berbeda. Urutan di mana mengkristal mineral dari magma dapat didekati dari Bowen's Reaction Series. Ini urutan mineral mengkristal dari magma ditunjukkan dalam tabel A, serta pada Gambar 1 sebagai diagram vs Suhu Komposisi.

Pada umumnya, mineral yang mengkristal pada suhu yang sama terjadi bersama-sama dalam batuan beku yang sama. Batuan terdiri dari mineral yang mengkristal pada temperatur tinggi relatif kaya akan magnesium dan besi dan disebut batuan beku mafik. Batuan terdiri dari mineral yang mengkristal kemudian pada suhu relatif rendah relatif kaya silika, natrium atau kalium dan silikat disebut felsic atau batuan beku. Antara dua ekstrim komposisi adalah batuan menengah.


Download Tugas Petrologi

Senin, 15 November 2010

NetCut

butuh net cut ???
NetCut Win7
Download

Volkanisme

Volkanisme


 Magma
• Magma adalah lelehan batuan dibawah permukaan Bumi.
• Oleh karena magma cair tidak sepejal (dense) batuan disekitarnya yang padat (solid), dan kenyataannya lebih mudah bergerak, begitu terbentuk, naik ke permukaan.
• Magma yang mencapai permukaan melalui pipa kepundan kita namakan gunung-api (volcano).
 Volcano
• Kata volcano berasal dari nama dewa- api bangsa Romawi, vulcan.
Ada berbagai tipe gunung-api yang berbeda. Erupsi bervariasi dari yang mengalir dengan tenang (Hawaii dan Iceland) sampai letusan dahsyat (Merapi).
 Viscositas Magma dan Lava
Magma makin kental (viscous) makin sukar mengalir. Viskositas magma tergantung pada suhu dan komposisi (khususnya kandungan silika dan gas terlarut).Tekanannya sebanding dengan kedalamannya (ketebalan batuan diatasnya)
- Saat magma naik keatas, tekanan dalamnya menurun.
 Erupsi Magma ke permukaan
Tekanan mengkontrol banyaknya gas terlarut, makin besar tekanan makin banyak gas terlarut, dan sebaliknya. Gas terlarut dalam magma yang naik, keluar dari larutan dan membentuk gelembung-gelembung.
 Nonexplosive atau Explosive?
• Erupsi explosif atau nonexplosif tergantung terutama pada viscositas magma dan kandungan gas terlarut.
• Viscositas magma dan kandungan gas terlarut rendah menghasilkan erupsi nonexplosif.
 Erupsi Nonexplosif
Erupsi nonexplosif pada tahap awal dapat sangat dahsyat. Sebab gelembung-gelembung gas dalam magma basaltik viskositas rendah akan cepat naik keatas, seperti botol/kaleng Cocacola. Jika magma basaltik naik dengan cepat,, terjadilah pancuran lava yang spektakuler.

 Erupsi Explosif
 Pada magma andesitik atau rhyolitik yang viskous, gelembung-gelembung gas dapat naik, tetapi sangat lambat. Jika tekanan turun sangat cepat, gas dalam magma mengembang menjadi seperti buih dari gelembung-gelembung gelas menjadi pumice.
 Seringkali tidak terjadi pumice, gelembung-gelembung kecil dan magma yang kental menyemburkan magma menjadi fragmen yang halus, debu volkanik. Debu volkanik merupakan produk yang melimpah pada erupsi explosif.
 Erupsi Kolom
Erupsi yang terbesar dan terdahsyat adalah yang berkaitan dengan magma yang kaya akan silika dan kandungan gas terlarut. Campuran yang panas, turbulen dengan cepat naik ke udara yang lebih dingin diatas kepundan membentuk kolom keatas setinggi 45 km di atmosfir.
 Tephra
Erupsi dahsyat yang satu ini disebut Erupsi Plinian (nama seorang Romawi, Pliny).Partikel-partikel debris jatuh kebawah seperti hujan, jatuhan tephra, dan terakumulasi diatas tanah sebagai endapan tefra. Kadang-kadang piroklastik dalam tefra begitu panas sehingga fragmen-fragmennya membentuk welded tuff , ignimbrit.

Vegetasi Pantai

Vegetasi pantai merupakan kelompok tumbuhan yang menempati daerah intertidal mulai dari daerah pasang surut hingga daerah di bagian dalam pulau atau daratan dimana masih terdapat pengaruh laut. Secara umum kelompok tumbuhan darat yang tumbuh di daerah intertidal atau daerah dekat laut yang memiliki salinitas cukup tinggi, dapat dibagi menjadi 3 (Noor et al, 1999) :
a. Mangrove Sejati : adalah merupakan kelompok tumbuhan yang secara morfologis, anatomis dan fisiologis telah menyesuaikan diri untuk hidup di daerah sekitar pantai. Mangrove tumbuh pada substrat berpasir, berbatu dan terutama berlumpur. Ciri khas dari kelompok tumbuhan ini adalah adanya modifikasi akar yang sangat spesifik untuk mengatasi kekurangan oksigen, sebagai penopang pada substrat yang labil, memiliki kelenjar khusus untuk mengeluarkan kelebihan garam serta memiliki daun berkutikula tebal untuk mengurangi penguapan. Jenis tumbuhan ini didominasi oleh genera Rhizophora, Avicenia, Brugueira, Sonneratia.
b. Mangrove Ikutan (Associated Mangrove) : adalah kelompok tumbuhan yang ditemukan tumbuh bersama-sama dengan komunitas mangrove, tetapi tidak termasuk mangrove karena tumbuhan ini bersifat lebih kosmopolit dan memiliki kisaran toleransi yang besar terhadap perubahan faktor fisik lingkungan seperti suhu, salinitas dan substrat . Jenis tumbuhan yang tergolong mangrove ikutan misalnya : waru laut, pandan, ketapang, jeruju dan lain-lain.
c. Vegetasi pantai Non Mangrove : vegetasi pantai non mangrove umumnya banyak ditemukan pada daerah pantai dengan substrat yang didominasi oleh pasir. Kelompok tumbuhan ini dicirikan oleh adanya zonasi bentuk pertumbuhan (habitus) secara horizontal dari daerah intertidal ke arah darat yang terdiri dari : tumbuhan menjalar, semak, perdu dan pohon. Semakin ke darat, keragaman jenis dan habitus pohon akan semakin besar. Jenis vegetasi pantai non mangrove umumnya terdiri dari : tapak kambing, rumput angin, santigi, ketapang, cemara laut dan kelapa. Tumbuhan ini membentuk zonasi yang khas.
Di daerah pasang surut, vegetasi didominasi oleh tumbuhan perintis yang menjalar atau rumput-rumputan tertentu dan dikenal sebagai “Formasi Pes-Caprae”. Dinamakan demikian karena mengacu pada tumbuhan menjalar tapak kambing (Ipomoea pes-caprae) yang sangat dominan di daerah tersebut. Kelompok tumbuhan ini diikuti oleh kelompok tumbuhan semak dan perdu yang berukuran lebih besar dan berada di belakang vegetasi perintis (ke arah darat). Kelompok tumbuhan ini disebut “formasi Barringtonia” yang penamaannya juga mengacu pada salah satu jenis tumbuhan yang umum ditemukan di di daerah ini, yaitu : Barringtonia asiatica.


Vegetasi Pantai

Kerusakan Waduk Penjalin

Kerusakan Waduk Penjalin .ppt


Dua waduk dan tujuh bendungan di pantura (pantai utara) semakin kritis. Rata-rata ketersediaan air di tujuh bendung tersebut hanya mencukupi 36 persen hingga 88 persen kebutuhan air dari areal yang dialirinya. Agar ketersediaan air mencukupi, pengeluaran air harus dihemat. kondisi Waduk Cacaban di Kabupaten Tegal dan Waduk Malahayu di Kabupaten Brebes semakin kritis. Elevasi dan volume air di kedua waduk tersebut semakin menyusut. Kedua Waduk tersebut mengairi lahan di wilayah Brebes, seluas 12.486 hektar.
Selain dua waduk tersebut, Waduk Penjalin yang ada di Brebes juga mulai dibuka. Waduk Penjalin dibuka apabila ketersediaan air di bendung Notog (bendung di bawahnya) sudah tidak memadai. Selain itu, dibukanya Waduk Penjalin karena adanya proyek pembangunaan beton di tengah bendungan. Agar ketersediaan air masih mencukupi untuk pengairan, saat ini pengeluaran air mulai dihemat. Petani juga mulai menggunakan sistem gilir. Prioritas diberikan kepada petani yang mengikuti pola tanam, serta lahannya sudah benar-benar kering.

Tingkat Sedimentasi
Elevasi di Waduk Penjalin, 339,46 meter dpl dengan volume 7.735.000 meter kubik. Menurut Dasirun, pihaknya pada Rabu (11/10) telah menerima permintaan dari Kabupaten Brebes untuk mengeluarkan air dari Waduk Penjalin untuk dialirkan ke Bendung Notog. Sebab, ketersediaan air di Bendung Notog sudah berkurang.

"Rata-rata pengeluaran air di Bendung Notog 6 meter kubik/detik. Tapi, kemarin tinggal 3,5 meter kubik/detik. Oleh karena itu, untuk mencukupi ketersediaan air, Pemkab Brebes minta agar Bendung Notog dapat dialiri dari Waduk Penjalin sebesar 2,5 meter kubik/detik," katanya.

Dijelaskannya, rencana pengaliran air akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap I pada 15 Juli hingga 31 Juli sebanyak 2,5 meter kubik/detik dan tahap II mulai 12 Agustus hingga 21 Agustus. Untuk tahap II ini, menurut Dasirun, air yang dikeluarkan hanya 2 meter kubik/detik. Pengurangan ini dilakukan untuk menghemat air.

"Pada Agustus akan banyak kegiatan seperti kemah dan acara tujuh belasan. Kalau dikeluarkan 2,5 meter kubik/detik, akan berpengaruh pada sumur warga sehingga warga akan kesulitan air," tegasnya.


Makalah Kerusakan Waduk Penjalin .pdf

Tsunami


Tsunami


Tsunami (bahasa Jepang: 娲 ユ 尝 (tsunami). 'Gelombang pelabuhan'; pengucapan bahasa Inggris: / sunami / atau / tsunami /) atau gelombang pasang surut adalah serangkaian gelombang air (disebut gelombang tsunami kereta) yang disebabkan oleh perpindahan dari suatu volume besar dari tubuh air seperti laut atau danau besar. Tsunami adalah sering terjadi di Jepang, sekitar 195 kejadian telah dicatat. Karena besar volume air dan energi yang terlibat, tsunami dapat menghancurkan daerah pesisir.
Beberapa kondisi meteorologi, seperti depresi mendalam yang menyebabkan badai tropis, dapat menghasilkan gelombang badai, yang disebut meteotsunami, yang dapat meningkatkan pasang surut beberapa meter di atas tingkat normal. perpindahan berasal dari tekanan udara rendah di pusat depresi. Seperti badai lonjakan ini mencapai pantai, mereka mungkin mirip (walaupun tidak) tsunami, menggenangi daerah luas tanah. Seperti gelombang badai terendam Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Kebanyakan tsunami dihasilkan oleh gempa bumi bawah laut Tsunami dapat dihasilkan ketika batas lempeng konvergen atau merusak tiba-tiba bergerak dan secara vertikal menggantikan air di atasnya. Sangat tidak mungkin bahwa mereka dapat terbentuk di divergen (konstruktif) atau batas lempeng konservatif. Hal ini karena batas konstruktif atau konservatif umumnya tidak mengganggu perpindahan vertikal kolom air. gempa bumi zona subduksi terkait menghasilkan mayoritas tsunami.

BATUAN DAN JENISNYA

Batuan, Beku, Sedimen dan Metamorf

Batu adalah sejenis bahan yang terdiri daripada mineral dan dikelaskan menurut komposisi mineral. Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan:

a. Kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.
b. Tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu;
c. Struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
d. Proses pembentukan

Batu-batu secara umum biasanya dibagi menurut proses yang membentuknya, dan dengan itu dipecahkan kepada tiga kumpulan yang besar yaitu:
a. Batuan sediment ( sediment rock)
b. Batuan Beku (Igneus Rock)
c. Batu Metamorf (Metamorfis Rock)

GeoTektonik

GeoTektonik
Powered By Blogger